Apakah Kalian Telah Menjalankan Perintah Agama/Kepercayaan dan Menjauhi Larangan Agama/Kepercayaan?

Apa pun agama atau kepercayaan yang kita anut, ada serangkaian perintah dan larangan dari keyakinan tersebut yang memandu kita bagaimana menjalani hidup ini. Maka dari itu, kita harus selalu bertanya kepada diri kita sendiri, “Apakah kalian telah menjalankan perintah agama/kepercayaan dan menjauhi larangan agama/kepercayaan?”

Menjalankan perintah agama/kepercayaan tidak hanya berarti melakukan ibadah atau ritual keagamaan tertentu. Ini juga mencakup menjalankan ajaran moral dan etika yang diajarkan oleh agama/kepercayaan tersebut. Padahal, banyak dari kita yang seringkali melupakan bagian ini.

Baca Juga :  Colombo Plan, yang terbentuk pada 1950 dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Akan tetapi, keanggotaannya tidak berasal dari suatu kawasan tertentu dan operasinya bersifat bilatelaral, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan kerja sama regional. Walaupun demikian, keberadaannya bermanfaat untuk memberikan dorongan pentingnya kerja sama regional Asia Tenggara dalam pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio, Filipina. Pertemuan dimaksudkan agar suara Asia lebih didengar di PBB dan mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan sosial antarnegara di Asia. Namun, gagasan tersebut tidak berlanjut. Ide pokok pada paragraf teks cerita sejarah di atas adalah

Misalnya, dalam banyak agama, kita diminta untuk tidak mencuri, berbohong, atau menyakiti orang lain. Namun, berapa banyak dari kita yang benar-benar telah menjalankan perintah ini dalam kehidupan sehari-hari kita? Apakah kita selalu berusaha untuk jujur, walaupun kebenaran tersebut mungkin menyakitkan? Apakah kita selalu menghormati hak milik orang lain dan tidak mencoba untuk mengambilnya secara tidak adil?

Selain itu, menjauhi larangan agama/kepercayaan juga merupakan bagian penting dari menjalankan ajaran-ajaran tersebut. Jika agama/kepercayaan kita melarang kita untuk melakukan sesuatu, maka kita harus mematuhi larangan tersebut, meskipun mungkin sulit.

Baca Juga :  Dalam ajaran Islam, Nabi Isa tergolong sebagai?

Namun, apa yang sering terjadi adalah bahwa kita cenderung melupakan larangan ini ketika kita menghadapi godaan atau tantangan dalam kehidupan kita. Misalnya, jika agama/kepercayaan kita melarang kita untuk mencoba merusak reputasi orang lain, apakah kita masih mampu mematuhi larangan ini ketika kita merasa marah atau terluka?

Kita perlu selalu mengingatkan diri kita tentang pentingnya menjalankan perintah dan menjauhi larangan agama/kepercayaan kita. Ini tidak hanya berarti menjadi orang yang beragama/berkepercayaan di permukaan saja, tetapi juga berarti menjadi seseorang yang benar-benar mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga :  Berikut ini yang tidak termasuk nilai-nilai budaya di Indonesia yaitu?

Setelah membaca penguraian ini mungkin beberapa dari kita bertanya-tanya, “Apakah saya sudah menjalankan perintah agama/kepercayaan dan menjauhi larangan agama/kepercayaan?” Hal ini adalah refleksi yang baik, pertanyaan tersebut membantu kita untuk melakukan introspeksi dan memeriksa apakah kita benar-benar telah menjalankan ajaran agama/kepercayaan kita atau tidak.

Jadi, jawabannya apa?

Leave a Comment